Sinyal internet telepon seluler menjadi salah satu hal yang dibutuhkan pada era digital. Hal tersebut diperlukan untuk beragam aktivitas sehari-hari, mulai dari komunikasi, pendidikan, hiburan, hingga berbisnis.
Di Bengkulu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada 1.064 desa/kelurahan yang telah terlayani sinyal internet telepon seluler 4G/LTE pada 2020. Jumlah itu meningkat 40,55% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebanyak 757 desa/kelurahan.
Sebanyak 308 desa/kelurahan telah terlayani sinyal 3G/H/H+/EVDO. Angka tersebut turun 42,9% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 540 desa/kelurahan.
Kemudian, sebanyak 97 desa/kelurahan hanya terlayani sinyal 2,5G/E/GPRS. Jumlah tersebut turun 38,6% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 158 desa.
Sementara, masih ada 32 desa/kelurahan di Bengkulu yang tidak memiliki sinyal telepon seluler pada 2020. Meski demikian, jumlah tersebut turun 17,9% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebanyak 39 desa/kelurahan.
Demi mendorong pemerataan akses internet, pemerintah terus membangun infrastruktur digital secara masif di berbagai wilayah Indonesia. Salah satunya melalui penggelaran stasiun pemancar sinyal (base transceiver station/BTS) di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T).
(Baca: Indeks Kebebasan Internet Indonesia Peringkat 10 di Asia Pasifik pada 2021)