Rupiah Fluktuatif, Cadangan Devisa BI Turun Rp 126 Triliun

Moneter
21/06/2018 16:34 WIB
Cadangan Devisa Bank Indonesia (Jan-Mei 2018)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Cadangan devisa Bank Indonesia pada akhir Mei 2018 kembali turun US$ 1,95 miliar (1,5%) menjadi US$ 122,9 miliar dari bulan sebelumnya. Alhasil  dalam empat bulan terakhir cadangan devisa BI telah menyusut US$ 9,1 miliar atau sekitar Rp 126 triliun dari level tertingginya senilai US$ 131,98 miliar pada akhir Januari 2018.

Ketidakpastian di pasar finansial global terkait masih ruang bagi bank sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuannya membuat rupiah fluktuatif. Nilai tukar rupiah bahkan sempat melemah ditransaksikan hingga di atas Rp 14.200/dolar AS. Untuk meredam gejolak rupiah, BI melepas pundi dolar Amerika ke pasar sehingga cadangan devisanya tergerus. Selain untuk intervensi pasar, susutnya cadangan devisa BI adalah untuk membayar utang pemerintah dalam mata uang asing yang jatuh tempo.

Meskipun turun, cadangan devisa BI masih cukup untuk membiayai impor sebesar 7,4  bulan atau 7,2 bulan untuk impor dan membayar utang luar negeri pemerintah. Angka tersebut masih berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Secara fundamental ekonomi Indonesia masih cukup solid. Ekonomi masih tumbuh 5%, laju inflasi terkendali di sekitar 3% (YOY) dan kinerja ekspor masih tumbuh.

(Baca Databoks: Inilah Komposisi Cadangan Devisa Bank Indonesia)

Data Populer
Lihat Semua