Digdayanya dolar Amerika Serikat (AS) terhadap mata uang utama dunia membuat sebagian mata uang negara pasar berkembang melemah sepanjang tahun ini. Masih adanya ruang bagi bank sentral Amerika (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya hingga akhir tahun memicu apresiasi dolar AS. Namun, beberapa mata uang pasar berkembang mampu menunjukkan penguatan terhadap dolar AS.
Berdasarkan data Bloomberg, peso Colombia mencatat apresiasi 5,31% terhadap dolar AS pada 14 Mei 2018 dari posisi 29 Desember 2017. Penguatan ini merupakan yang tertinggi dibanding mata uang negara pasar berkembang lainya. Kemudian diikuti renmimbi Tiongkok menguat 2,66% dan Ringgit Malaysia juga terapresiasi 2,43% terhadap dolar AS.
Sementara peso Argentina mencatat pelemahan terdalam di pasar berkembang, yakni sebesar 19,75% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini. Diikuti lira Turki yang terdepresiasi 12,11% dan real Brasil 8,1%. Sementara rupiah mata Indonesia, rupiah mengalami pelemahan 2,88% terhadap dolar AS sepanjang tahun ini ke level 13.973/dolar AS.