PT Garuda Indonesia Tbk hingga triwulan III 2016 mencatat kerugian US$ 44 juta atau sekitar Rp 585 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya mencatat laba US$ 50,1 juta. Pendapatan maskapai penerbangan milik pemerintah ini periode Jan-Sep 2016 Rp 2,85 miliar meningkat tipis 0,68 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya US$ 2,85 miliar.
Pada 2014, Garuda Indonesia juga pernah mencatat kerugian US$ 370 juta atau sekitar Rp 4,8 trilin, namun pada 2015 berhasil mencatatkan laba U$ 76,5 juta.
Mantan Direktur Utama Garuda Indonesia, Emirsyah Satar pada Kamis (19/1) ditetapkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi karena diduga menerima suap dari perusahaan pembuat mesin pesawat Rolls-Royce. Harga saham Garuda yang memiliki kode perdagangan di Bursa Jakarta langsung turun Rp 18 atau 5 persen menjadi Rp 338 per saham pada 20 Januri 2017 dari posisi 18 Januari.