Hingga triwulan III-2016, sektor pertambangan mengalami kemunduran dibanding periode yang sama pada 2015. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan pada sektor pertambangan -0,24 persen. Pertumbuhan terendah dicapai pada triwulan II yang mencapai -0,72 persen. Hal ini menggambarkan pertumbuhan sektor pertambangan masih jauh dari target APBN-P 2016 yaitu sebesar 0,2 persen.
Pertumbuhan yang tinggi hanya terjadi pada sektor non tradable, yaitu sektor komunikasi dan informasi serta jasa keuangan. Kedua sektor ini masing-masing tumbuh 9,04 dan 10,53 persen. Sementara sektor tradable, seperti pertanian, pertambangan, industri, kontruksi, justru tumbuh rendah. Padahal sektor-sektor ini mampu menyerap tenaga kerja dalam jumlah banyak.